Perempuan dan Kopinya
Perempuan dan kopinya
Seunik ia mencinta kopi
tak tergantung padanya
Karena ia bebas meneguk
Tak butuh 3 kali sehari
Karena ia bukan obat
yang harus rutin Terteguk
Perempuan dan kopinya
Tak menunggu malam
untuk memecah aroma rindu
Tak menunggu pagi
Melerai angan-angan
Sebab malam dan pagi
perpaduan indah
Layaknya hitam kopi
pada cangkir putih
Perempuan dan kopinya
Menari pada ampas pinggiran kopi
yang mencipta lingkaran indah bibir gelas
Memisahkan diri dari teguk dan ampas
yang menjadi genangan pekat kopi
Namun melahirkan syair-syair aroma rindu
Comments
Post a Comment